Selasa, 18 Februari 2014

bahaya aborsi



Pengertian 

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis

Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan 


Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). 


Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

ALASAN ABORSI

Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)

Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau
tanggung jawab lain (75%)
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam kandungannya.

Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam kandungannya adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar.
Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita,
yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998) yang menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius.

Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan, malu atau gengsi. 


Resiko
 
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis


Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)


Resiko kesehatan mental
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.

Kamis, 06 Februari 2014

TIPS MERAWAT PAYUDARA TETAP INDAH DAN KENCANG


 Payudara merupakan salah satu anggota tubuh cewek yang harus mendapat perhatian khusus agar bisa berfungsi secara optimal baik secara biologis (menyusui) maupun estetika (tetap indah dan kencang). Payudara yang indah dan sehat terlihat padat berisi dan montok tentunya. Pertumbuhan payudara sangat dipengaruhi oleh faktor hormonal, gizi, berat badan, olahraga atau aktifitas, serta genetik. Biasanya payudara akan mulai menunjukkan masa pertumbuhannya saat cewek telah masuk masa pubertas meskipun sebelum pubertas normal jika sudah ditemukan pertumbuhan payudara. Pertumbuhan ini akan memperlihatkan bentuk dan ukuran serta kekencangannya. Saat awal seperti inilah sebaiknya perawatan payudara sudah disadari dan dilakukan.

1. Lakukan Pijatan Hydro
Teknik cara memijat hydro adalah salah satu cara yang sangat efektif sekali untuk menghindari kerutan yang terjadi di area payudara. Pijat hydro ini bisa kamu lakukan sendiri. Cara Pijat hydro adalah dengan memijat payudara yang sebelumnya telah dibasuh terlebih dulu dengan air dingin, kemudian pijatlah searah jarum jam kira kira selama 10 menit. Kamu dapat memberikan perhatian khusus pada daerah lipatan ketiak dan pada daerah bawah payudara. Pijatan hydro ini berfungsi agar mengalirkan peredaran darah dan dapat mengencangkan payudara.

2. Lakukan Pijatan Dengan Es Batu Susu
Selain dengan pijatan hydro di atas, kamu dapat melakukan pijatan dengan menggunakan air susu yang telah dibekukan terlebih dahulu. Caranya, pijatlah payudara dengan menggunakan es batu susu tersebut, namun yang harus di ingat adalah kamu harus melakukannya secara perlahan, karena kulit payudara sangat sensitif sekali. Cara ini bermanfaat sekali untuk melembutkan, bisa mencerahkan dan dapat mengencangkan payudara.

3. Lakukan Olahraga
Orang yang sehat dan memiliki tubuh bugar biasanya rutin melakukan olah raga. Demikian juga dalam merawat payudara agar tetap kencang. Rajin-rajinlah melakukan push up karena sangat berguna sekali untuk kekencangan pada otot-otot yang ada dalam payudara. Olahraga lain agar payudara kencang adalah dengan menggunakan barbel. Berbaringlah, kemudian tekuk lutut dan mulai angkatlah barbel yang telah disesuaikan beratnya dengan kemampuan kamu untuk mengangkatnya dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan. kemudian tarik ke bawah tangan secara perlahan-lahan. Gerakan ini sebaiknya diulang hingga 10 kali.

4. Krim Payudara
Cara merawat payudara dengan menggunakan krim payudara sering di lakukan oleh cewek yang ingin payudaranya menjadi kencang dan indah. Namun jangan memilih krim sebelum dikonsultasikan dengan dokter.

5. istirahat cukup dan gizi seimbang
Hal ini tidak bisa disepelekan karena bagaimanapun kedua hal ini juga akan membantu keseimbangan hormonal kamu agar fungsi hormon dalam menjaga pertumbuhan payudara bisa lebih optimal.

Kamis, 30 Januari 2014

Netiket Kebidanan di Dunia Maya

Netiquette merupakan Etika dalam menggunakan Internet. Internet sebagai sebuah kumpulan komunitas, diperlukan aturan yang akan menjadi acuan orang-orang sebagai pengguna Internet, dimana aturan ini menyangkut batasan dan cara yang terbaik dalam memanfaatkan fasilitas Internet.
Sebenarnya Nettiquette in adalah hal yang umum dan biasa, sama hal nya dengan aturan-aturan biasa ketika kita memasuki komunitas umum dimana informasi sangat banyak dan terbuka.
Beberapa aturan yang ada pada Nettiquete ini adalah:
  1. Amankan dulu diri anda, maksudnya adalah amankan semua properti anda, dapat dimulai dari mengamankan komputer anda, dengan memasang anti virus atau personal firewall
  2. Jangan terlalu mudah percaya dengan Internet, sehingga anda dengan mudah mengunggah data pribadi anda. dan anda harus betul-betul yakin bahwa alamat URL yang anda tuju telah dijamin keamanannya.
  3. dan yang paling utama adalah, hargai pengguna lain di internet, caranya sederhana yaitu,:
a. jangan biasakan menggunakan informasi secara sembarangan, misalnya plagiat.
b. jangan berusaha untuk mengambil keuntungan secara ilegal dari Internet, misalkan melakukan kejahatan pencurian no kartu kredit
c. jangan berusaha mengganggu privasi orang lain, dengan mencoba mencuri informasi yang sebenarnya terbatas.
d. jangan menggunakan huruf kapital terlalu banyak, karena menyerupai kegiatan teriak-teriak pada komunitas sesungguhnya.
e. jangan flamming (memanas-manasi), trolling (keluar dari topik pembicaraan) ataupun junking (memasang post yang tidak berguna) saat berforum.
Pertama: Ingatlah bahwa kita berinteraksi dengan manusia. Jangan lupa bahwa orang yang membaca email atau posting kita benar-benar manusia yang memiliki perasaan. Sehingga:
   Jangan berteriak – gunakan huruf kapital dengan bijaksana. Tidak baik melukai perasaan orang lain,
   Jangan menggunakan kata-kata yang bersifat sarkasme,
   Jangan pernah mengirimkan email atau posting tentang hal-hal yang tidak akan pernah Anda ucapkan secara 
langsung kepada si pembaca.
Kedua: Standar perilaku di dunia nyata berlaku pula di dunia maya. Konsekuensinya:
   Jaga keetisan,
   Melawan hukum adalah netiket yang buruk.
Ketiga: Ketahuilah di mana Anda berada di dunia maya. Maka:
   Netiket bervariasi dari satu domain ke domain lainnya,
   Tunggulah sambil mengamati (dengan membaca posting-posting sebelumnya) domain 
yang akan Anda masuki sebelum Anda berinteraksi di dalamnya.
Keempat: Hargailah waktu dan bandwidth orang lain. Konsekuensinya:
   Tidak mengapa jika Anda menganggap apa yang sedang Anda kerjakan saat ini merupakan hal
 yang terpenting di jagad raya. Namun, jangan berharap bahwa orang lain akan berpikiran sama,
   Kirim pesan (posting) pada grup diskusi yang sesuai. Tetaplah pada topik diskusi, jika pesan Anda
 tidak sesuai dengan topik yang ada, jangan kirimkan pesan tersebut,
   Usahakan untuk tidak menanyakan hal bodoh pada grup,
   Baca dahulu FAQ (Frequently Asked Questions) sebelum mulai bertanya.
   Gunakan email japri (jalur pribadi) untuk hal yang bersifat personal daripada mengirimkannya kepada grup,
   Jangan membuang waktu pembaca yang sudah mahir dengan mengirimkan informasi yang mendasar.
Kelima: Jangan membuat bingung pembaca. Caranya:
   Buat email seperti kartu pos. Jaga supaya pesan Anda singkat saja.
   Jangan terlalu berlebihan dalam mengutip. Dalam membalas pesan kutiplah hanya hal yang penting untuk dibalas.
   Tulis dan ejalah dengan benar. Tulis seperti Anda menulis sebuah surat.
   Jaga supaya signature paling banyak empat baris saja,
   Cek ulang di Web jika Anda mendapat email tentang virus. Jika Anda tidak pasti tentang hal tersebut, jangan 
meneruskan email tadi ke orang lain.
   Jangan mengirim spam.

Letak Sungsang

a.     Pengertian

1.     Apabila bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendah (Sarwono Prawirohardjo) :

-        Pada pemeriksaan abdomen (kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis. Auskultasi menunjukan DJJ lokasinya lebih tinggi daripada yang diharapkan dengan presentasi verteks).

-        Pada pemeriksaan vagina (teraba bokong atau kaki)

2.     Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Prof, Dr. Rustam Mochtar, MPH)

3.     Letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul/simfisis), menurut dr. Dddy Ario K, dkk


b.     Etiologi

Menjelang kehamilan aterm, cavum uteri telah mempersiapkan janin pada letak longitudinal dengan presentassi puncak kepala. Faktor-faktor predisposisi untuk presentasi bokong diluar usia gestasi adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, janin multiple, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat presentasi bokong, anomaly uterus dan berbagai tumor dalam panggul.


c.      Penyulit

Peningkatan frekuensi penyulit berikut ini dapat diperkirakan :

1.     Morbiditas dan mortalitas perinatal akibat pelahiran yang sulit

2.     Berat lahir rendah pada pelahiran preterm, pertumbuhan terhambat, atau keduanya

3.     Prolaps tali pusat

4.     Placenta previa

5.     Anomaly janin, neonatus danbayi

6.     Anomaly dan tumor uterus.

7.     Janin multiple

8.     Intervensi operatif, terutama seksio sesarea.


d.     Macam-Macam Letak Sungsang

1.     Letak bokong (Frank Breech)

Letak bokong dengan kedua tungkai kaki terangkat keatas, kadang kaki sampai menyentuh telinga.

2.     Letak bokong kaki sempurna (Complet Breech)

Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki sempurna/lipat kejang). Seakan posisi  “jongkok” dengan bokong diatas mulut rahim, lutut terangkat ke perut.

3.     Letak bokong kaki tidak sempurna (Incomplete Breech)

Bila satu kaki diatas dan kaki yang lainnya dibawah, dalam dunia kedokteran disebut presentase bokong kaki, Tetapi, kasus letak sungsang jenis ini jarantg ditemui

4.     Letak kaki (Footling Presentation)


e.     Frekuensi

Dua setengah sampai tiga persen dimana 35% adalah complete breech presentation dan 25% adalah incomplete breech presentation.


f.      Diagnosis

a.                          Pemeriksaan Fisik

-        Palpasi Leopold : Bila bagian yang paling keras dan besar berada di kutub atas

-        Pemeriksaan Dalam : Bila teraba bokong atau kaki.

b.                         Pemeriksaan Penunjang

-        USG

-        Foto Rontgen




g.     Penatalaksanaan/ Cara Penanganan

Waktu Hamil (Antenatal):

1.     Hamil 28-30 mingguUSG

-                                                Placenta Previa

-                                                Kelainan Kongenital

-                                                Kehamilan Ganda

-                                                Kelainan Uterus

·       Evaluasi panggul

Bila tak ditemukan kelainan : perawatan konservatif

Bila USG tak ditemukan kelainan :

-        Knee chest position :

Melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung kebawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi yang normal. Posisi sujud bisa dilakukan selama 15 menit setiap hari. Seminggu kemudian diperiksa ulang untuk mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak janin tidak berubah, tindakan sujud bisa diulang.

-        Versi luar : versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin dari luar tubuh ibunya. Versi luar tak bisa dilakukan bila letak placenta ada di bawah sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal. Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu pada primi, dan 36 minggu pada multigravida.













  1. Waktu Persalinan

1.     Pervaginam


a.      Cara Bracht

v   Segera setelah bokong lahir. Bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).

v   Bila terdapat hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula, bahu atau kepala maka segera lanjut ke metode manual aid yang sesuai.

v   Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada

v   Lakukan hiperfordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah simphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanda tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.

v   Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

v   Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan napas bayi oleh asisten, tali pusat di potong.

v   Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi/kontak dini.

Catatan : bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin mencapai daerah scapula inferior, segera lakukan pertolongan dengan cara klasik atau multer (manual aid)

b.     Cara Klasik

v   Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan dengan cara bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.

Prosedur :

·            Segera setelah bokong lahir . bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir .

·            Tali pusat di kendorkan

·            Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas

Ø   Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu. Untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang

Ø   Dengan tangan kanan dan menariknya kea rah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada dibelakang

·            Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi. Untuk melahirkan dengan belakang bayi

·            Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama 

c.      Cara Muller

v Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika   dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir

·  Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik kea rah belakang kontra lateral dari letak bahu depan

·  Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang

d.     Cara Louvset

·       Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan

·       Memutar bayi 180 derajad dengan lengan yang terjungkit ke arah penunjuk jaringan yang muncul

·       Memutar kembali 180 derajad ke arah yang berlawanan ke kiri/ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/Multer

e.      Ekstraksi Kaki

·       Tangan kanan masuk secara obstetrik menulusuri bokong. Pangkal paha sampai lutut kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi neksi. Tangan yang lain mendorong fundus ken bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan ditunjukkan keluar dari vagina sampai batas lutut

·       Kedua tangan penolong memegang betis janin. Yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis kaki ditarik cunn ke bawah sampai pangkal paha lahir

·       Pegangan dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha. Sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha

·       Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir

·       Sebaiknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha di tarik terus curam ke bawah

·       Setelah bokong kahir maka dilanjutkan cara ־b־ atau ־c־  atau ־d־

f.      Tehnik ektraksi bokong

Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.

·       Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke dalam jalan lahir dan di letakkan di lipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha/kristas illaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikkan ini, maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah

·       Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah simfisi, maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan paha di tarik curam ke bawah sampai bokong lahir

·       Setelah bokong lahir bayi di lahirkan secara ־batau ־ ־c־ atau ־d־

Catatan: ekstraksi bokong lebih berat/sukar dari pada ekstraksi  kaki, oleh karena itu perlu dilakukan perasat pinard pada presentasi bokong murni.

2.     Perabdominal (Sectio Caesarea)

Sectio Caesarea dilakukan bila :

·       Diperkirakan sukar/ berbahaya persalinan pervaginam (Feto Pelvic Disproportion/ Skor Zatuchni-Andros ≤ 3)

·       Tali pusat menumbung

·       Kemacetan persalinan

·       Premature/ serotinus

·       KPD/ Pre Eklampsi/ Eklampsi


v   Prinsip Perawatan PraOperatif

a. Persiapan Alat :

1. Sarung tangan 1 pasang

    1. Partus set (klem kocher, 2 buah gunting, gunting episiotomi 1 buah, gunting tali pusat 1 buah, haas 3 buah, tali pusat 1 buah)

    2. Slym bayi/ De Lee 1 buah

    3. Uterotonika : oksitocin 1 ampul

    4. Lidocain 2 ampul

    5. Spuit 5 cc 2 buah

    6. Aquabides 1 buah

    7. Kapas DTT dan kassa

    8. Doek steril 2 buah

    9. Tempat sampah medis 1 buah

    10. Tempat sampah non medis 1 buah

    11. Tempat benda tajam 1 buah

    12. Ember berisi cairan bayclin 0,5% 1 buah

    13. Schort 1 buah, masker 1 buah

    14. Sepatu bot 1 buah dan kaca mata 1 buah

    15. Bengkok 1 buah, lampu sorot 1 buah

    16. Kain ibu 2 buah, dan pakaian bayi


b.Persiapan pasien

1.     Terangkan prosedur yang akan dilakukan pada pasien. Jika pasien tak sadar, terangkan pada keluarganya.

2.     Dapatkan persetujuan tindakan medis (inform consent)

3.     Bantu dan usahakan pasien dan keluarganya siap secara mental.

4.     Cek kemungkinan alergi dan riwayat medis lain yang diperlukan

5.     Siap contoh darah untuk pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Jika diperkirakan diperlukan minta darah terlebih dahulu.

6.     Cuci dan bersihkan lapangan insisi dengan sabun dan air.

7.     Janganlah mencukur rambut pubis karena hal ini dapat menambah resiko inveksi luka. Rambut pubis hanya dipotong/dipendekan kalau diperlukan.

8.     Pantau dan catat tanda vital (td, n, r, s)

9.     Berikan pramedikasi yang sesuai

10.  Berikan antacid untuk mengurangi keasaman lambung (sodium sitrat 0,3% atau mg trisilikat 300 mg)

11.  Pasang kateter dan monitor pengeluaran urine

12.  Pastikan semua informasi sudah disampaikan pada seluruh tim bedah.


c. Persiapan Petugas (Penolong) :

1.     Memakai baju khusus kamar operasi lengkap dengan topi, masker, dan sandal.

2.     Mempersiapkan alat-alat/instrument operasi termasuk :

-   Alat penghisap darah/cairan, cairan alat resusitasi bayi, oksigen dan sebagainya.

3.     Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operasionum

4.     Periksa ulang persediaan darah (bila diperlukan/pada kasus tertentu) dan periksa/cocokan register darah

5.     Penolong cuci tangan

6.     Memakai baju/jas operasi dan sarung tangan.

7.     Pasien pada posisi terlentang, keadaan sudah dinarkose. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik

8.     Dipasangkan kain penutup 4-5 buah yang sesuai dengan kebutuhan.


d.Persiapan kamar operasi

1.     kamar bedah bersi

2.     kebutuhan bedah dan peralatan tersedia, termasuk oksigen dan obat-obatan

3.     peralatan gawat daruran tersedia dan dalam keadaan siap pakai

4.     baju bedah, kain steril, sarung tangan, kassa, instrument tersedia dalam keadaan steril dan belum kadaluarsa.



v   Perawatan Pascatindakan

·       Kaji ulang prinsip pascabedah

·       Jika masih terdapat perdarahan :

-        Lakukan masase uterus

-        Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan i.v (garam fisiologik atau ringer laktat) 60 tetes/menit, ergometrin 0,2 mg I.M dan prostaglandin

·       Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam :

-        Ampisilin 2g I.V setiap 6 jam

-        Gentamisin 5 mg/kg berat badan I.V setiap 24 jam

-        Metronidazol 500 mg setiap 8 jam.






















DAFTAR PUSTAKA


Hanifa Wiknjosastro, 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal : Jakarta

Mochtar rustam, 1998. Sinopsis obstetric (obstetric fisiologi dan patologi). EGC : Jakarta.

Standar asuhan kebidanan dan standar operasional prosedur pelayanan kebidanan (bidan) ruang bersalin. 2007. Mataram

Doddy ario K, dkk (dr), 2001. Standar pelayanan medik SMF obstetri dan ginekologi. RSUD Mataram

**GoodLuck**